Kenapa Yaaa Sering Sariawan...

Beberapa pasien dan teman mengeluh sering mengalami sariawan, bahkan tidak jarang sampai 5-6 sariawan sekaligus dalam satu waktu. Jika anda salah satu yang juga punya pengalaman sama, besar kemungkinan anda menderita Stomatitis Aphtosa Rekuren (SAR).

SAR adalah lesi mukosa rongga mulut yang paling umum terjadi, ditandai dengan ulser (luka) yang timbul berulang pada mukosa mulut tanpa disertai gejala penyakit lain.

Secara klinis SAR dibagi menjadi 3 :

- SAR minor : diameter 1cm, akan sembuh dalam waktu 10-14 hari tanpa disertai pembentukan jaringan parut, merupakan 80% dari total kejadian

- SAR mayor : diameter lebih dari 1cm, berlangsung selama 4 minggu atau lebih, lebih sering kambuh, meninggalkan jaringan parut, disertai demam, disfagia (sulit menelan), malaise atau "tidak enak badan". Sering terdapat pada bibir dan langit2 bagian lunak.

- SAR herpetiformis : diameter 1-3mm, kecil-kecil dan banyak, bentuk bulat, sakit, mengenai hampir seluruh mukosa mulut.


Hingga saat ini penyebab SAR belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang menjadi pemicu, antara lain :

- trauma, seperti lidah/bibir tergigit saat mengunyah makanan atau saat berbicara, luka terkena sikat gigi saat menggosok gigi, gesekan dengan bracket pada penggunan kawat gigi

- faktor keturunan
- kekurangan zat besi, asam folat, B12
- stres
- kecemasan (anxiety)
- alergi makanan seperti susu, keju, gandum, terigu,
- alergi terhadap detergen sodium lauryl sulfat yang terkandung pada beberapa pasta gigi
- perubahan hormon seperti sebelum dan saat menstruasi
- efek samping pengobatan seperti ibuprofen dan aspirin
- abnormalitas immunologis atau hipersensitif terhadap organisme oral seperti Streptococcus sanguis


Terapi yang dapat dilakukan terdiri dari terapi farmakologis, non-farmakologis dan supportif.

Terapi farmakologis (dengan obat) :
- pada kasus ringan dapat diaplikasikan obat topikal seperti orabase
- obat kumur dan gel dapat mempercepat waktu penyembuhan
- pada kasus yang tidak responsif terhadap obat topikal, dapat diberikan obat sistemik

Terapi non-farmakologis (tanpa obat) :
- menjaga kebersihan mulut
- manajemen emosi (minimalisir stres)
- tidak makan dan sikat gigi terburu-buru
- tidak merokok

Terapi supportif :
- perbanyak asupan makanan bergizi khususnya yang mengandung B12 dan zat besi seperti sayur-sayuran (gigi sehat)

Author

Admin by Drg. Dian Yunita

Dokter Gigi alumnus FKG Universitas Indonesia. Klinik Gigi yang dikelolanya beralamat di Jl. Cempaka Baru XII no.1 RT.005 RW.07 Kemayoran Jakarta Pusat. Hubungi HP : 0811-357-9191 | BB : 25C-2C-68C | Email : drgdianyunita@gmail.com

0 komentar: