Sindrom Gigi Retak


Sindrom Gigi Retak - Tidak seperti gigi yang patah, sindrom gigi retak biasanya memiliki garis patahan yang terlalu kecil untuk dilihat pada sinar-X. Terkadang retak terjadi di bawah garis gusi, sehingga lebih sulit untuk diidentifikasi.

Sindrom gigi retak lebih sering terjadi pada gigi geraham, geraham biasanya lebih rendah, yang menyerap sebagian besar kekuatan kunyah.

Orang-orang yang memiliki kebiasaan pada malam hari menggeretakkan gigi atau mengepalkan gigi akan lebih rentan terhadap sindrom gigi retak karena kekuatan berat dan konstan yang di terima gigi.
Gigi dengan tambalan besar atau gigi yang telah mengalami perawatan saluran akar lebih lemah daripada yang lain dan lebih cenderung untuk retak. Orang dengan satu gigi retak memiliki kemungkinan mengalami gigi retak lainnya, baik pada saat yang sama atau di masa depan.

Gejala

Anda akan mengalami rasa sakit di gigi ketika menggigit atau mengunyah. Namun, tidak terjadi sepanjang waktu. Rasa sakit hanya terasa ketika makan makanan tertentu atau ketika Anda menggigit dengan cara tertentu. Anda tidak akan merasa sakit terus-menerus seperti yang terjadi jika Anda memiliki lubang atau abses, tapi gigi menjadi lebih sensitif terhadap suhu dingin. Jika keretakan memburuk, gigi dapat menjadi longgar.

Banyak orang dengan sindrom gigi retak memiliki gejala selama berbulan-bulan, tapi sering sulit untuk mendapatkan diagnosa karena gejalanya tidak konsisten.

Diagnosa
Diagnosis sindrom gigi retak seringkali sulit. Dokter gigi akan melakukan pemeriksaan menyeluruh mulut dan gigi, berfokus pada gigi yang bersangkutan. Dokter gigi Anda juga akan menyarankan rontgen, walaupun seringkali retak tidak terdeteksi sinar-X.

Dokter dapat menggunakan alat khusus untuk menguji gigi patah. Anda diinstruksikan menggigit alat tersebut, jika Anda merasa sakit, titik puncak yang diuji tersebut paling mungkin memiliki celah.
Selain itu Dokter juga akan menyinari gigi anda dengan sinar fiber-optik untuk mencari celah retak.

Pencegahan
Jika Anda suka menggeretakkan atau mengepalkan gigi, katakan pada dokter gigi Anda, karena hal itu dapat meningkatkan risiko sindrom gigi retak.

Pengobatan
Pengobatan untuk sindrom gigi retak tidak selalu benar-benar meringankan gejala.

Pengobatan tergantung pada lokasi, arah dan luasnya retak. Celah bervariasi dari yang dangkal di lapisan luar gigi sampai retak yang dalam mencapai akar yang meliputi pulpa atau jaringan saraf gigi.
Jika celah mempengaruhi satu atau lebih cusp gigi, gigi dapat dipasangkan mahkota. Jika retak mempengaruhi saraf gigi, Anda akan membutuhkan perawatan saluran akar. Sekitar 20% dari gigi dengan sindrom gigi retak membutuhkan perawatan saluran akar. Setelah perawatan, gigi tidak lagi sensitif terhadap suhu, tetapi masih akan merespon tekanan. Ini berarti bahwa jika Anda merasa sakit ketika Anda menggigit sebelum perawatan saluran akar, Anda mungkin tidak akan merasakannya sesering sebelumnya, tetapi Anda masih mungkin merasakannya beberapa kali.

Dalam beberapa kasus yang parah, gigi mungkin perlu di cabut. Beberapa retakan meluas ke akar gigi di bawah tulang dan tidak ada cara untuk memperbaikinya sehingga perlu dilakukan pencabutan. (gigi sehat)

Author

Admin by Drg. Dian Yunita

Dokter Gigi alumnus FKG Universitas Indonesia. Klinik Gigi yang dikelolanya beralamat di Jl. Cempaka Baru XII no.1 RT.005 RW.07 Kemayoran Jakarta Pusat. Hubungi HP : 0811-357-9191 | BB : 25C-2C-68C | Email : drgdianyunita@gmail.com

0 komentar: